Beberapa tahun yang lalu, kita di Indonesia mulai mengakses internet dengan ponsel ketika ada jaringan GPRS, kemudian orang semakin banyak yang mengenal internet ketika 3G sudah masuk Indonesia, dan sekarang ketika 3.5G sudah tersedia dan terdapat berbagai situs jejaring sosial maka adalah lumrah, jika lebih banyak pulsa yang dipakai untuk data internet dibanding untuk komunikasi suara dan SMS.
Dengan banyaknya orang yang akses internet dengan ponsel diyakini bisa menjadi peluang bisnis baru bagi pengembangan value added services (VAS) di ponsel dengan mengandalkan teknologi cloud computing.
Diprediksi pada 2015 nanti koneksi layanan mobile data di dunia akan tumbuh stabil menjadi 7,4 miliar koneksi dengan pendapatan USD 552 miliar. Juga ada prediksi pada 2014 nanti akan terdapat lebih dari 70 miliar download aplikasi mobile dari toko aplikasi setiap tahunnya.
Dan Indonesia merupakan salah satu dari 15 negara yang mendorong pertumbuhan layanan data dan VAS di dunia sebesar 36% hingga 2014.
Sebuah sumber mengungkapkan bahwa pada tahun 2011 yang lalu terdapat 67 juta orang yang terkoneksi dengan mobile data, dan bisa menjadi 167 juta pada 2016 di Indonesia. Yang menggunakan layanan data internet adalah kebanyakan dengan smartphone dan komputer tablet.
Pada 2011, koneksi data yang menggunakan ponsel 3G sebesar 15% sampai 20%, dan akan meningkat menjadi 25% hingga 30% pada 2012. Ponsel dengan koneksi 2,5G (EDGE) masih mendominasi pasar sebesar 62%, sementara ponsel 2G (GPRS) terus mengalami penurunan.
Layanan mobile cloud diyakini memberikan Native Apps Client on Device, akses aplikasi berbasis web melalui perangkat, dan akses internet lebih cepat via mobile. Teknologi mobile cloud bisa menyederhanakan semua data dari perangkat mobile guna ditransferkan ke cloud. Berikutnya, memastikan adanya platform yang sama, dan mengintegrasikan dengan internet dan social media untuk memperbesar penerimaan pasar.
Pada sisi end user, praktik layanan mobile cloud sudah ada jika merujuk pada Facebook, Dropbox, dan lainnya. Namun, untuk platform tidak ada karena operator belum tergerak membuka Application Programming Interface (API).
Sumber informasi.
Dengan banyaknya orang yang akses internet dengan ponsel diyakini bisa menjadi peluang bisnis baru bagi pengembangan value added services (VAS) di ponsel dengan mengandalkan teknologi cloud computing.
Diprediksi pada 2015 nanti koneksi layanan mobile data di dunia akan tumbuh stabil menjadi 7,4 miliar koneksi dengan pendapatan USD 552 miliar. Juga ada prediksi pada 2014 nanti akan terdapat lebih dari 70 miliar download aplikasi mobile dari toko aplikasi setiap tahunnya.
Dan Indonesia merupakan salah satu dari 15 negara yang mendorong pertumbuhan layanan data dan VAS di dunia sebesar 36% hingga 2014.
Sebuah sumber mengungkapkan bahwa pada tahun 2011 yang lalu terdapat 67 juta orang yang terkoneksi dengan mobile data, dan bisa menjadi 167 juta pada 2016 di Indonesia. Yang menggunakan layanan data internet adalah kebanyakan dengan smartphone dan komputer tablet.
Pada 2011, koneksi data yang menggunakan ponsel 3G sebesar 15% sampai 20%, dan akan meningkat menjadi 25% hingga 30% pada 2012. Ponsel dengan koneksi 2,5G (EDGE) masih mendominasi pasar sebesar 62%, sementara ponsel 2G (GPRS) terus mengalami penurunan.
Layanan mobile cloud diyakini memberikan Native Apps Client on Device, akses aplikasi berbasis web melalui perangkat, dan akses internet lebih cepat via mobile. Teknologi mobile cloud bisa menyederhanakan semua data dari perangkat mobile guna ditransferkan ke cloud. Berikutnya, memastikan adanya platform yang sama, dan mengintegrasikan dengan internet dan social media untuk memperbesar penerimaan pasar.
Pada sisi end user, praktik layanan mobile cloud sudah ada jika merujuk pada Facebook, Dropbox, dan lainnya. Namun, untuk platform tidak ada karena operator belum tergerak membuka Application Programming Interface (API).
Sumber informasi.
No comments:
Post a Comment